28 C
Jombang
Thursday, June 8, 2023

Wiwik Kusumawati: Wanita Harus Berdikari

JOMBANG – Wanita harus mandiri dan berdikari, begitu menurut Pranata Humas Sekretariat DPRD Kabupaten Jombang Wiwik Kusumawati SE. Berpenghasilan dan tetap menjadi ibu rumah tangga yang baik bagi suami dan anak-anak membuat wanita menjadi semakin istimewa.

”Berkarir bagi saya sangat penting, karena kita sudah punya ilmunya, kita manfaatkan, dengan catatan harus seizin suami,” kata warga Rejosopinggir, Kecamatan Tembelang ini.

Menurut Wiwik, wanita harus berpendidikan. Bukan untuk bergaya di lingkungan tetangga, tapi untuk memperkaya keilmuan. ”Sebab, wanita akan tumbuh menjadi seorang ibu. Sementara, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya,” imbuhnya.

Setelah lulus kuliah pada 1998, Wiwik langsung memutuskan bekerja. Bukan atas kemauan orang tua, tapi karena keinginannya sendiri. Dengan bekerja ia mengenal banyak orang dan memiliki banyak jaringan. ”Jadi wanita yang luwes dalam berbicara. Yang paling utama, memanfaatkan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah,” bebernya.

Pascalulus dari Universitas Merdeka Malang, Wiwik kemudian merintis karir sebagai tenaga honorer di Pemkab Jombang, mulai 1999. Dalam perjalanan karirnya, ia menikah dengan Wawan Setyobudi. ”Sebelum menikah, kami sudah bicara, kalau setelah menikah, saya tetap bekerja. Alhamdulillah diizinkan, sehingga saya bekerja sampai sekarang,” jelasnya.

Baca Juga :  Berburu Durian Mbah Woro di Bareng, Manis-Pahitnya Bikin Nagih

Pada 2009, Wiwik diangkat sebagai PNS di Pemkab Jombang. Ia di Sekretariat Pemkab Jombang sampai 2015, kemudian ia dipromosikan menjabat Kasubag Keuangan Kecamatan Ploso. Berjalan sekitar dua tahun, ia dipindahkan ke Sekretariat DPRD Jombang sampai sekarang.

Ia mengaku beruntung memiliki suami yang sangat perngertian. Meski jarang masak, suaminya tak pernah sekalipun mempermasalahkan. ”Saya hanya masak pas weekend. Setiap hari masak hanya untuk bikin sarapan untuk anak-anak yang simpel-simpel saja, selebihnya beli,” kata ibu dua anak ini.

Baginya, menjadi wanita karir adalah suatu hal yang istimewa. Sebab, dengan memiliki penghasilan sendiri, ia bisa menjadi wanita mandiri, dan tidak berpangku tangan dengan suami. ”Meski kita mendapatkan nafkah dari suami, kalau punya penghasilan sendiri kan lebih bagus,” katanya.

Baca Juga :  Kalah Banding, KPK Jebloskan Hakim Itong Isnaeni ke Lapas Surabaya

Pukul 07.00, ia harus sudah berangkat dari rumah ke kantor. Di rumah, ia totalitas menjadi ibu rumah tangga. Di kantor, ia fokus dengan tugas dan tanggung jawabnya dan loyal terhadap pimpinan.

Sepulang kerja, ia kembali menjadi ibu rumah tangga pada umumnya, mendampingi si bungsu Chayra Fahyolla Setyowati belajar dan bersih-bersih rumah. ”Kalau yang sulung, Sylvia Wahyu Setyowati sudah kuliah di UMM,” tambah wanita kelahiran Jombang, 14 Januari 1977 ini.

Sabtu dan Minggu adalah waktu untuk keluarga. Suami libur bekerja, dan anak-anak libur sekolah. Ia manfaatkan waktu itu untuk membangun kebersamaan, seperti jalan-jalan untuk wisata kuliner.  ”Anak-anak saya suka sambelan, kadang-kadang kita keluar untuk cari penyetan. Kalau untuk suami, spesial Sabtu dan Minggu saya yang masak karena libur semua,” jelasnya.






Reporter: Wenny Rosalina

JOMBANG – Wanita harus mandiri dan berdikari, begitu menurut Pranata Humas Sekretariat DPRD Kabupaten Jombang Wiwik Kusumawati SE. Berpenghasilan dan tetap menjadi ibu rumah tangga yang baik bagi suami dan anak-anak membuat wanita menjadi semakin istimewa.

”Berkarir bagi saya sangat penting, karena kita sudah punya ilmunya, kita manfaatkan, dengan catatan harus seizin suami,” kata warga Rejosopinggir, Kecamatan Tembelang ini.

Menurut Wiwik, wanita harus berpendidikan. Bukan untuk bergaya di lingkungan tetangga, tapi untuk memperkaya keilmuan. ”Sebab, wanita akan tumbuh menjadi seorang ibu. Sementara, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya,” imbuhnya.

Setelah lulus kuliah pada 1998, Wiwik langsung memutuskan bekerja. Bukan atas kemauan orang tua, tapi karena keinginannya sendiri. Dengan bekerja ia mengenal banyak orang dan memiliki banyak jaringan. ”Jadi wanita yang luwes dalam berbicara. Yang paling utama, memanfaatkan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah,” bebernya.

Pascalulus dari Universitas Merdeka Malang, Wiwik kemudian merintis karir sebagai tenaga honorer di Pemkab Jombang, mulai 1999. Dalam perjalanan karirnya, ia menikah dengan Wawan Setyobudi. ”Sebelum menikah, kami sudah bicara, kalau setelah menikah, saya tetap bekerja. Alhamdulillah diizinkan, sehingga saya bekerja sampai sekarang,” jelasnya.

Baca Juga :  Kopi Lanang Khas Wonosalam yang Dipercaya Tingkatkan Stamina Pria

Pada 2009, Wiwik diangkat sebagai PNS di Pemkab Jombang. Ia di Sekretariat Pemkab Jombang sampai 2015, kemudian ia dipromosikan menjabat Kasubag Keuangan Kecamatan Ploso. Berjalan sekitar dua tahun, ia dipindahkan ke Sekretariat DPRD Jombang sampai sekarang.

Ia mengaku beruntung memiliki suami yang sangat perngertian. Meski jarang masak, suaminya tak pernah sekalipun mempermasalahkan. ”Saya hanya masak pas weekend. Setiap hari masak hanya untuk bikin sarapan untuk anak-anak yang simpel-simpel saja, selebihnya beli,” kata ibu dua anak ini.

Baginya, menjadi wanita karir adalah suatu hal yang istimewa. Sebab, dengan memiliki penghasilan sendiri, ia bisa menjadi wanita mandiri, dan tidak berpangku tangan dengan suami. ”Meski kita mendapatkan nafkah dari suami, kalau punya penghasilan sendiri kan lebih bagus,” katanya.

Baca Juga :  Dra Puji Utami MM, Mendidik Anak Harus Sepenuh Hati

Pukul 07.00, ia harus sudah berangkat dari rumah ke kantor. Di rumah, ia totalitas menjadi ibu rumah tangga. Di kantor, ia fokus dengan tugas dan tanggung jawabnya dan loyal terhadap pimpinan.

Sepulang kerja, ia kembali menjadi ibu rumah tangga pada umumnya, mendampingi si bungsu Chayra Fahyolla Setyowati belajar dan bersih-bersih rumah. ”Kalau yang sulung, Sylvia Wahyu Setyowati sudah kuliah di UMM,” tambah wanita kelahiran Jombang, 14 Januari 1977 ini.

Sabtu dan Minggu adalah waktu untuk keluarga. Suami libur bekerja, dan anak-anak libur sekolah. Ia manfaatkan waktu itu untuk membangun kebersamaan, seperti jalan-jalan untuk wisata kuliner.  ”Anak-anak saya suka sambelan, kadang-kadang kita keluar untuk cari penyetan. Kalau untuk suami, spesial Sabtu dan Minggu saya yang masak karena libur semua,” jelasnya.






Reporter: Wenny Rosalina

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/