JOMBANG – Menjadi seorang dokter, dr Hardini Indarwati SH,MHKes berprinsip hidupnya harus membawa manfaat untuk orang lain dalam hal sekecil apapun. Selain berpakaian modis, dokter itu harus bisa melayani pasien dengan sabar dan ramah.
”Psikologis pasien dan kita sebagai pelayan sangat berbeda, sehingga harus melayani dengan ramah dan santun,” ucap Kepala Instalasi Rawat Inap Eksekutif RSUD Jombang ini.
Ia lantas menyampaikan profesi yang dijalaninya sekarang ini adalah keinginan ibunya. ”Ibu mengatakan ingin punya anak menjadi dokter, akhirnya 1979 saya masuk di Fakultas Kedokteran Unair,” ucap istri Ir RM Tjahjo Widodo MSi ini.
Tumbuh besar di Probolinggo, Hardini jatuh cinta dengan Jombang sejak tugas pertamanya menjadi dokter kedua di Puskesmas Jombang 1989 silam. Berlanjut di Puskesmas Tambakrejo (1991-1996) dan Kasi Pemulihan Kesehatan Dinkes Jombang (1996-1998). Ia lantas diberi amanah menjadi Kepala Puskesmas Pulolor, dan 2004 berpindah tugas di RSUD Jombang hingga sekarang.
Tahun pertama yang ia jalani penuh dengan perjuangan. Berangkat dari Surabaya ke Jombang setelah subuh. Ia harus mengurus anaknya yang masih kecil. PP Surabaya-Jombang selama satu tahun dan kemudian menetap di Jombang sampai sekarang. Prinsip hidupnya harus bermanfaat untuk banyak orang tetap dipegang teguh, dimanapun bertugas dan mengemban amanah.
”Tempat kerja sekarang adalah rumah kedua saya,” jelas Ketua Komite Etik dan Hukum RSUD Jombang ini. Ia sendiri memiliki banyak tugas. Selain sebagai dokter Poli Voluntary Counseling and Test (VCT), anggota satuan pengawas internal (SPI), Ketua Sub Komite Etika Disiplin Profesi, juga Kepala Instalasi Rawat Inap Eksekutif.
”Sebagai salah satu senior, harus memberi contoh kepada yang masih muda agar mereka ramah, semangat memberikan pelayanan, bekerja profesional dan patuh dengan hukum yang ada,” tegasnya.
Bagi dr Hardini, dokter dan tenaga kesehatan lainnya harus berempati kepada pasien. Karena kondisi psikologis pasien dengan psikologis pelayan kesehatan tidak sama. Sehingga untuk memberi pelayanan maksimal, ia harus memposisikan diri sebagai pasien. ”Kalau dokternya ramah, pasien senang, pasti sembuh cepat,” jelas dia.
Tak kalah penting, penampilan dokter menurutnya harus modis, rapi dan bersih. ”Berpakaian harus tahu tempat dan posisi, jangan sampai nglombrot di rumah sakit,” pungkasnya sambil tersenyum.
Selanjutnya……