Petani tomat di Dusun Rejosari, Desa Tinggar, Kecamatan Bandarkedungmulyo, gagal panen. Menjelang panen, tomat yang siap dipetik tiba-tiba rontok serentak dan membusuk. Akibatnya, harga jual anjlok sehingga tomat dibiarkan membusuk di sawah.
Harga cabai rawit di pasar tradisional terus mengalami kenaikan. Setiap hari harganya terus berubah. Seperti terpantau di Pasar Pon Jombang, hingga Rabu (7/12) kemarin.
Petani jagung yang gagal panen tahun ini harus lebih bersabar. Ini setelah usulan bantuan benih melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) sampai sekarang belum terealisasi. Alasannya, masih menunggu keputusan OPD terkait.
Petani jagung di Jombang musim ini banyak yang merugi. Selain harga jual jagung anjlok, hasil panen juga merosot. Beberapa bahkan gagal panen. Mereka berharap pemkab memberikan perlindungan kepada petani.
Petani jagung di Dusun Gading, Desa Tugusumberjo, Kecamatan Peterongan, tahun ini hanya bisa mengelus dada. Ini setelah tanaman jagung mereka lebih banyak layu, mati dan tak bisa panen maksimal. Jagung itupun dibuat pakan ternak.
Masa panen bunga pacar air di Dusun/Desa Dukuhklopo, Kecamatan Peterongan terganggu. Ini setelah sebagian tanaman bunga layu hingga mati lantaran terus diguyur hujan.
Kepala Disperta Jombang M Rony mengakui harga jagung kini cenderung turun. Berdasarkan pantauan ke lapangan, untuk saat ini harganya berkisar antara Rp 3.100 – Rp 3.200 per Kg.
Tanaman jagung di berbagai tempat mulai dipanen. Namun, harga jual di tingkat petani cenderung turun. Untuk pipilan kering hanya Rp 3.900 per Kg, dan jagung basah yang belum diproses Rp 2.900 per Kg. Padahal, di musim ini, banyak petani jagung gagal panen gegara cuaca tak menentu dan merusak tanaman mereka.
Upaya Dinas Pertanian (Disperta) membantu petani yang mengalami gagal panen melalui dana CSR hingga kini belum ada kejelasan. Meski sudah bersurat ke Bappeda, hingga kini belum ada kepastian perihal turunnya bantuan ke petani.
