JOMBANG - Menjadi perajin aquascape memang bukan pekerjaan utama bagi Dorris. Ia bahkan baru memulai usaha ini setahun terakhir setelah bisnis warung dan barbershop miliknya terpaksa tutup akibat pandemik Covid-19.
”Kalau dibilang ini pelarian karena Covid-19 tentu iya, tapi pelarian yang menguntungkan dan tentunya bakal berkelanjutan,” ucap bapak tiga anak ini.
Dorris menyebut, awalnya ia adalah pengusaha warung makan juga barbershop juga pemilik kos-kosan di rumahnya. Lokasi rumah yang dekat areal pondok pesantren di Desa Gadingmangu, awalnya sangat mendukung usaha ini.
”Tapi karena Covid-19, sekolah daring, santri pondok juga pulang, jadi usaha warung juga barbershop juga kos tutup,” lanjutnya.
Setelah sempat berapa bulan tanpa pemasukan, ia pun mencoba peruntungan dengan berdagang ikan hias jenis cupang. Meski sempat berjalan, bisnis itu dinilainya berjalan lamban. ”Akhirnya mencoba bikin akuariumnya sekalian, dan mulai belajar aquascape,” tambahnya.
Bermodal tutorial video dari media sosial, ia pun mencoba merakit sendiri aquascape buatannya. Dan ternyata hasilnya cukup menggembirakan. ”Bikin pertama, laku Rp 300 ribu, bikin lagi, laku Rp 500 ribu, akhirnya keterusan sampai sekarang ini,” pungkasnya.