JOMBANG – Bantuan operasional sekolah (BOS) reguler tahap pertama sudah cair lebih dari 90 persen. Sekolah yang telah mencairkan dana BOS melakukan kewajiban bayar talangan selama tiga bulan BOS tak cair.
’’Tentu yang pertama menyelesaikan tanggungan yang telah dipakai selama BOS belum cair,’’ kata Eko Sisprihantono, kepala SMPN 3 Jombang, kemarin.
Selama belum cair, Eko harus mencari dana talangan untuk membayar gaji guru, tanggungan listrik, internet, hingga biaya sampah. ’’Hampir Rp 170 juta talangan untuk Januari, Februari dan Maret. Paling banyak untuk gaji guru honorer,’’ ungkapnya.
BOS yang cair untuk enam bulan. Tahun ini, BOS hanya disalurkan sebanyak dua tahap, masing-masing 50 persen.
Senen, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, mengatakan, sebagian besar sekolah telah menerima dana BOS. Jenjang SD, tinggal 13 sekolah yang belum. Sedangkan SMP, tersisa sembilan sekolah. Itu karena ada perubahan data sekolah atau rekening. ’’Yang belum cair karena ada perubahan data sekolah, atau data input di Arkas berbeda dengan penyaluran di BOS Salur 2022,’’ jelasnya.
BOS tahap 1 telah disalurkan sebanyak tiga gelombang. Gelombang satu dicairkan 23 Februari, untuk SD Rp 2,6 miliar dan SMP Rp 2 miliar. Gelombang kedua juga dicairkan 23 Februari, untuk SD Rp 7,4 miliar dan SMP Rp 1,2 miliar. Gelombang ketiga cair 21 Maret, untuk SD Rp 22,6 miliar dan SMP Rp 19,9 miliar.
Total BOS reguler yang telah dicairkan Rp 32,6 miliar untuk SD, dan Rp 23,1 miliar untuk SMP. ’’Kami belum bisa memastikan berapa gelombang BOS akan cair. Bisa jadi empat, lima, bahkan enam gelombang,’’ terangnya. (wen/jif/riz)