JOMBANG – Macetnya pembinaan sepak bola di Kabupaten Jombang disikapi para pegiat bola. Tanpa Askab PSSI, klub putar otak agar turnamen tetap berjalan.
’’Jangan heran kalau banyak turnamen antar klub atau SSB yang mungkin dikatakan liar,’’ kata Aping Eko Nurdianto, pendiri AB Perkasa Jombang, kemarin.
Selain Piala Soeratin U-13 dan U-15, tahun ini kompetisi Askab PSSI mandek. Termasuk PSID yang tahun ini dipaksa mati suri. Kompetisi internal level A terakhir digelar 2018. Level B terakhir 2019.
Para pegiat bola kemudian membuat JFC (Jombang Football Community). Setiap tahun mengadakan kompetisi internal, liga JFC. ’’Kompetisi dari Askab PSSI saja tidak cukup,’’ tegasnya.
Kumpulan SSB berusaha mandiri dan swadaya mengadakan kegiatan yang bersifat spontan, ditingkat akar rumput paling bawah. Agar anak-anak usia dini tidak mengalami kebosanan hanya latihan tanpa kompetisi. ’’Setiap minggu kita mengadakan turnamen sesuai usia. Desain dan format dikemas sederhana tapi selalu ditunggu anak-anak,’’ bebernya.
SSB juga aktif mengikuti turnamen di luar kota untuk menambah jam terbang. JFC didanai swadaya dari masing-masing SSB dan sponsor. ’’Kita gotong bersama-sama. Yang sering kita adakan liga JFC U-14, U-12 dan U-11,’’ urainya. (wen/jif/riz)
Reporter: Wenny Rosalina
JOMBANG – Macetnya pembinaan sepak bola di Kabupaten Jombang disikapi para pegiat bola. Tanpa Askab PSSI, klub putar otak agar turnamen tetap berjalan.
’’Jangan heran kalau banyak turnamen antar klub atau SSB yang mungkin dikatakan liar,’’ kata Aping Eko Nurdianto, pendiri AB Perkasa Jombang, kemarin.
Selain Piala Soeratin U-13 dan U-15, tahun ini kompetisi Askab PSSI mandek. Termasuk PSID yang tahun ini dipaksa mati suri. Kompetisi internal level A terakhir digelar 2018. Level B terakhir 2019.
Para pegiat bola kemudian membuat JFC (Jombang Football Community). Setiap tahun mengadakan kompetisi internal, liga JFC. ’’Kompetisi dari Askab PSSI saja tidak cukup,’’ tegasnya.
Kumpulan SSB berusaha mandiri dan swadaya mengadakan kegiatan yang bersifat spontan, ditingkat akar rumput paling bawah. Agar anak-anak usia dini tidak mengalami kebosanan hanya latihan tanpa kompetisi. ’’Setiap minggu kita mengadakan turnamen sesuai usia. Desain dan format dikemas sederhana tapi selalu ditunggu anak-anak,’’ bebernya.
SSB juga aktif mengikuti turnamen di luar kota untuk menambah jam terbang. JFC didanai swadaya dari masing-masing SSB dan sponsor. ’’Kita gotong bersama-sama. Yang sering kita adakan liga JFC U-14, U-12 dan U-11,’’ urainya. (wen/jif/riz)
Reporter: Wenny Rosalina