22.5 C
Jombang
Saturday, April 1, 2023

Spirit Karate 100, Ujian Kenaikan Tingkat jadi Pelajaran Kehidupan

JOMBANG – Ratusan karateka bakal mengikuti ujian kenaikan tingkat di Dojo Mahameru, Minggu (5/2). Rinciannya, sabuk putih 232 karateka, kuning 42, hijau 41, biru 21 dan coklat 33 karateka.

’’Sementara yang daftar 369 karateka, Jumlahnya masih bisa bertambah, karena proses pendaftaran masih dibuka,’’ kata Kwat Prayitno, ketua harian Federasi Karate-Do Indonesia (Forki) Jombang, kemarin.

Dia memperkirakan, peserta ujian bisa tembus 400 karateka. Menginat fungsi ujian ini yang dinilainya sangat dibutuhkan.’’Ujian kenaikan tingkat ini sangat penting,’’ tegas guru besar karate pemegang sabuk hitam Dan VII.

Selain sebagai evaluasi hasil latihan. Ujian kenaikan tingkat juga persiapan untuk naik ke tingkat lebih tinggi. ’’Sekaligus persiapan menghadapi sejumlah kejuaraan yang akan diikuti dalam waktu dekat,’’ terang alumnus S2 Universitas Brawijaya Malang yang kini dosen STKIP PGRI Jombang.

Baca Juga :  Waduh! PSSI Akui Tak Prediksi akan Terjadi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Kwat menjelaskan, ujian kenaikan tingkat juga punya filosofi ajaran kehidupan. ’’Semua agenda kegiatan karate, arahnya adalah tercapainya dojokun,’’ tegas pria kelahiran 28 Agustus 1960 ini. Sebelum dan sesudah latihan, karateka selalu mengucapkan dojokun atau lima sumpah karate. Pertama, sanggup memelihara kepribadian. Kedua, sanggup patuh pada kejujuran. Ketiga, sanggup mempertinggi prestasi. Keempat, sanggup menjaga sopan santun. Kelima, sanggup menguasai diri.

Dalam belajar karate, atlet dituntut mengikuti tahapan yang telah ditentukan. Setiap empat bulan sekali harus mengikuti ujian kenaikan tingkat. ’’Setelah dua tahun, baru dapat sabuk hitam,’’ terang pengurus PMI Jombang yang telah donor darah 128 kali.

Ini mengajarkan, bahwa dalam kehidupan tak ada yang instan. Semuanya harus melalui proses. Ingin jadi karateka sabuk hitam, harus menjalani proses bertahap. Ingin jadi juara, harus mengikuti proses tahap demi tahap. Ingin masuk perguruan tinggi negeri, harus belajar step by step. ’’Ingin sukses dalam hal apapun, harus bertahap, tidak bisa ujug-ujug,’’ tegasnya.

Baca Juga :  Berangkatkan Atlet Popda, Bupati Janjikan Bonus Bagi Peraih Medali

Menyadari pentingnya proses dan mau mengikuti proses secara benar. Inilah pribadi yang baik, jujur, sanggup menguasai diri, sopan dan berprestasi. Dan itu ditradisikan di karate. ’’Potong kompas, menggunting dalam lipatan, dan menghalalkan kecurangan demi meraih hasil instan,  sangat tidak kita anjurkan,’’ tandasnya. (jif/naz/riz)

 

JOMBANG – Ratusan karateka bakal mengikuti ujian kenaikan tingkat di Dojo Mahameru, Minggu (5/2). Rinciannya, sabuk putih 232 karateka, kuning 42, hijau 41, biru 21 dan coklat 33 karateka.

’’Sementara yang daftar 369 karateka, Jumlahnya masih bisa bertambah, karena proses pendaftaran masih dibuka,’’ kata Kwat Prayitno, ketua harian Federasi Karate-Do Indonesia (Forki) Jombang, kemarin.

Dia memperkirakan, peserta ujian bisa tembus 400 karateka. Menginat fungsi ujian ini yang dinilainya sangat dibutuhkan.’’Ujian kenaikan tingkat ini sangat penting,’’ tegas guru besar karate pemegang sabuk hitam Dan VII.

Selain sebagai evaluasi hasil latihan. Ujian kenaikan tingkat juga persiapan untuk naik ke tingkat lebih tinggi. ’’Sekaligus persiapan menghadapi sejumlah kejuaraan yang akan diikuti dalam waktu dekat,’’ terang alumnus S2 Universitas Brawijaya Malang yang kini dosen STKIP PGRI Jombang.

Baca Juga :  Tambah Tiga Lagi, Jombang Kupulkan 19 Medali Porprov

Kwat menjelaskan, ujian kenaikan tingkat juga punya filosofi ajaran kehidupan. ’’Semua agenda kegiatan karate, arahnya adalah tercapainya dojokun,’’ tegas pria kelahiran 28 Agustus 1960 ini. Sebelum dan sesudah latihan, karateka selalu mengucapkan dojokun atau lima sumpah karate. Pertama, sanggup memelihara kepribadian. Kedua, sanggup patuh pada kejujuran. Ketiga, sanggup mempertinggi prestasi. Keempat, sanggup menjaga sopan santun. Kelima, sanggup menguasai diri.

Dalam belajar karate, atlet dituntut mengikuti tahapan yang telah ditentukan. Setiap empat bulan sekali harus mengikuti ujian kenaikan tingkat. ’’Setelah dua tahun, baru dapat sabuk hitam,’’ terang pengurus PMI Jombang yang telah donor darah 128 kali.

Ini mengajarkan, bahwa dalam kehidupan tak ada yang instan. Semuanya harus melalui proses. Ingin jadi karateka sabuk hitam, harus menjalani proses bertahap. Ingin jadi juara, harus mengikuti proses tahap demi tahap. Ingin masuk perguruan tinggi negeri, harus belajar step by step. ’’Ingin sukses dalam hal apapun, harus bertahap, tidak bisa ujug-ujug,’’ tegasnya.

Baca Juga :  Dr Ilmul Ma'arif: Upgrade Ilmu dan Adaptif

Menyadari pentingnya proses dan mau mengikuti proses secara benar. Inilah pribadi yang baik, jujur, sanggup menguasai diri, sopan dan berprestasi. Dan itu ditradisikan di karate. ’’Potong kompas, menggunting dalam lipatan, dan menghalalkan kecurangan demi meraih hasil instan,  sangat tidak kita anjurkan,’’ tandasnya. (jif/naz/riz)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/