30.3 C
Jombang
Friday, June 2, 2023

Mahasiswa Tewas saat Diksar, Rektorat Bekukan Mapala 09 Unhas

IJP Radar Jombang –  Rektorat Universitas Hasanuddin melalui dekan Fakultas Teknik membekukan Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pencinta Alam 09. Pembekuan itu buntut kegiatan Pendidikan Dasar yang menewaskan mahasiswa Virendy Marjefry, 19, calon anggotanya.

”Demi merelaksasi situasi, UKM Mapala 09 di Fakultas Teknik ini kita bekukan sementara kegiatan-kegiatannya sampai batas waktu yang belum kita tentukan,” ujar Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Muhammad Irsan Ramli seperti dilansir dari Antara.

Pembekuan UKM Mapala 09 Fakultas Teknik tersebut, kata dia, bagian dari upaya tim investigasi terpadu yang telah dibentuk untuk mencari informasi dan keterangan-keterangan dari pihak penyelenggara Diksar.

”Tujuan tim investigasi secara terpadu ini adalah kita ingin menggali lebih jauh bagaimana kronologis peristiwa tersebut. Sehingga nanti, dapat kita jadikan pelajaran untuk memperbaiki SPO (Sistem Pelaksanaan Organisasi) di dalam kegiatan-kegiatan UKM kemahasiswaan dilakukan di luar kampus,” ujar Muhammad Irsan Ramli.

Selain itu, khusus kegiatan kemahasiswaan di luar kampus yang penuh risiko misalnya kegiatan Mapala itu, secara bijak tim investigasi harus mendapat pendampingan dari tim Program Studi Psikologi Universitas Hasanuddin guna menggali keterangan dan informasi agar bisa diverifikasi. ”Kita juga bisa validasi dengan baik nanti dari adik-adik panitia maupun adik-adik peserta Diksar maupun pengurus Mapala itu sendiri,” tutur Muhammad Irsan Ramli.

Baca Juga :  Buntut Korupsi Dana Hibah, KPK Cegah Empat anggota DPRD Jatim ke Luar Negeri

Sementara itu ayah korban, James Wehantouw, menuturkan, kejadian itu baru diketahui setelah rekannya memberi tahu sudah berada di RS Grestelina Makassar. Disampaikan pihak keluarga yang tugas di sana bahwa kondisinya telah meninggal dunia.

”Sudah di rumah sakit, baru kita tahu bilang dia sudah meninggal. Kami sesalkan pihak panitia, sampai sekarang tidak pernah datang. Yang muncul cuma ketua Mapala dengan pengurusnya. Baru tadi malam datang panitianya datang karena kita desak ketuanya,” kata James Wehantouw.

Dari cerita rekan korban, kata dia, saat itu kondisinya sudah drop, kemudian diambil alih panitia. Korban sempat ditanya, masih sanggup tidak, akhirnya dia memaksakan diri lanjut karena statusnya junior pasti mengikuti senior.

Baca Juga :  Wesel Belum Datang, Proyek Rel Ganda Bakal Lebih Lama

”Nah, setelah drop ke dua menjelang Magrib pada Jumat (13/1), di situ cuma dikasih istirahat, dikasih makan sedikit. Ditanya, masih bisa? Kok ditanya lagi, padahal dia sudah dua kali drop. Mestinya di stop saja kegiatannya,” ujar James Wehantouw.

Sebelumnya, mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur semester IV, itu mengikuti Diksar Mapala 09 di Dusun Bara-Baraya, Desa Bonto Manurung, di Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros, Sulsel, pada Jumat (13/1) malam, di alam terbuka. Korban sempat drop dua kali saat ikut diksar itu.

Pihak keluarga telah melaporkan kejadian tersebut di Polres Maros pada Minggu (15/1) beserta alat bukti foto dugaan kekerasan di tubuh korban. Jenazah diterima pihak keluarga pada Sabtu (14/1) setelah diambil di RS Grestelina dan disemayamkan di rumah duka Kompleks Telkom Mas. Korban baru dimakamkan pada Senin (16/1) di TPU Kristen Pannara, Makassar. (ANTARA/JPG/riz)

IJP Radar Jombang –  Rektorat Universitas Hasanuddin melalui dekan Fakultas Teknik membekukan Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pencinta Alam 09. Pembekuan itu buntut kegiatan Pendidikan Dasar yang menewaskan mahasiswa Virendy Marjefry, 19, calon anggotanya.

”Demi merelaksasi situasi, UKM Mapala 09 di Fakultas Teknik ini kita bekukan sementara kegiatan-kegiatannya sampai batas waktu yang belum kita tentukan,” ujar Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Muhammad Irsan Ramli seperti dilansir dari Antara.

Pembekuan UKM Mapala 09 Fakultas Teknik tersebut, kata dia, bagian dari upaya tim investigasi terpadu yang telah dibentuk untuk mencari informasi dan keterangan-keterangan dari pihak penyelenggara Diksar.

”Tujuan tim investigasi secara terpadu ini adalah kita ingin menggali lebih jauh bagaimana kronologis peristiwa tersebut. Sehingga nanti, dapat kita jadikan pelajaran untuk memperbaiki SPO (Sistem Pelaksanaan Organisasi) di dalam kegiatan-kegiatan UKM kemahasiswaan dilakukan di luar kampus,” ujar Muhammad Irsan Ramli.

Selain itu, khusus kegiatan kemahasiswaan di luar kampus yang penuh risiko misalnya kegiatan Mapala itu, secara bijak tim investigasi harus mendapat pendampingan dari tim Program Studi Psikologi Universitas Hasanuddin guna menggali keterangan dan informasi agar bisa diverifikasi. ”Kita juga bisa validasi dengan baik nanti dari adik-adik panitia maupun adik-adik peserta Diksar maupun pengurus Mapala itu sendiri,” tutur Muhammad Irsan Ramli.

Baca Juga :  Bisnis Penetasan Mentok Hias

Sementara itu ayah korban, James Wehantouw, menuturkan, kejadian itu baru diketahui setelah rekannya memberi tahu sudah berada di RS Grestelina Makassar. Disampaikan pihak keluarga yang tugas di sana bahwa kondisinya telah meninggal dunia.

”Sudah di rumah sakit, baru kita tahu bilang dia sudah meninggal. Kami sesalkan pihak panitia, sampai sekarang tidak pernah datang. Yang muncul cuma ketua Mapala dengan pengurusnya. Baru tadi malam datang panitianya datang karena kita desak ketuanya,” kata James Wehantouw.

Dari cerita rekan korban, kata dia, saat itu kondisinya sudah drop, kemudian diambil alih panitia. Korban sempat ditanya, masih sanggup tidak, akhirnya dia memaksakan diri lanjut karena statusnya junior pasti mengikuti senior.

Baca Juga :  Komisi VIII DPR Usul Masa Perjalanan Haji Dipangkas 7 Hari

”Nah, setelah drop ke dua menjelang Magrib pada Jumat (13/1), di situ cuma dikasih istirahat, dikasih makan sedikit. Ditanya, masih bisa? Kok ditanya lagi, padahal dia sudah dua kali drop. Mestinya di stop saja kegiatannya,” ujar James Wehantouw.

Sebelumnya, mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur semester IV, itu mengikuti Diksar Mapala 09 di Dusun Bara-Baraya, Desa Bonto Manurung, di Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros, Sulsel, pada Jumat (13/1) malam, di alam terbuka. Korban sempat drop dua kali saat ikut diksar itu.

Pihak keluarga telah melaporkan kejadian tersebut di Polres Maros pada Minggu (15/1) beserta alat bukti foto dugaan kekerasan di tubuh korban. Jenazah diterima pihak keluarga pada Sabtu (14/1) setelah diambil di RS Grestelina dan disemayamkan di rumah duka Kompleks Telkom Mas. Korban baru dimakamkan pada Senin (16/1) di TPU Kristen Pannara, Makassar. (ANTARA/JPG/riz)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/