32.5 C
Jombang
Friday, June 2, 2023

Jombang Darurat Kekerasan Seksual, Mahasiswa Minta Aparat Hukum Tegas

JOMBANG – Momentum hari perempuan sedunia 8 Maret kemarin diperingati sejumlah mahasiswa dengan melakukan aksi demo. Mereka menyoroti lemahnya perhatian Pemkab dan aparat hukum dalam menuntaskan kasus kekerasan seksual yang makin meningkat.

Aksi damai yang digelar di Perempatan Kebonrojo, Jalan KH Wahid Hasyim ini cukup menyita perhatian. Sebab, mereka tiba-tiba berbaris ditengah jalan sebelum petugas kepolisian tiba di lokasi. Membawa beberapa spanduk dan megaphone mereka kemudian menyuarakan tuntutannya. 

Imroatus Sholihah, koordinator aksi mengatakan, kekerasan seksual di Jombang sudah sangat meresahkan. Berdasarkan data WCC Jombang tercatat pada 2017 ada 62 kasus kekerasan dengan ricnian 43 kasus kekerasan seksual dan 19 kasus KDRT. Lalu pada 2018, terjadi kenaikan 29,3 persen.

”Serta yang paling meresahkan baru-baru ini adalah kasus begal payudara yang menyasar sejumlah perempuan termasuk mahasiswi, ini sangat miris karena terjadi di Jombang,” ujar dia. 

Baca Juga :  Diresmikan Bupati Jombang ke-13 Soewoto Adi Wibowo

Berbicara kasus begal payudara, lanjut dia, sebenarnya merupakan isu lama yang tak kunjung terungkap. Dia menyebut, teman kuliahnya banyak yang menjadi korban begal payudara. Mereka umumnya sering diraba oleh seseorang ketika melintas di jalan yang sepi.

”Teman saya ada yang pernah menjadi korban saat melintas di jalan Sumbermulyo, Jogoroto. Bahkan tahun lalu di Ngoro juga pernah terjadi kasus serupa tapi tidak ditangani serius,” tandasnya. 

Dia mendorong, pihak berwajib untuk segera mengusut kasus ini bila tidak kasus serupa akan terjadi karena terkesan ada pembiaran dari aparat hukum. ”Kami juga mendesak bila ada yang tertangkap agar dihukum dengan hukuman yang seberat-beratnya biar ada efek jera,” papar dia. 

Maraknya kasus seksual, tidak hanya terjadi di dunia nyata. Dia menyebut, konten pornografi yang ada di internet maupun sosial media harus segera diblokir. Sebab, itu adalah salah faktor yang dapat merusak generasi bangsa. ”Kami juga sangat prihatin dengan banyaknya situs pornografi yang mudah diakses oleh remaja zaman sekarang,” jelasnya.

Baca Juga :  Tuntaskan Puasa Ramadan, Bersiap Menyambut Puasa Syawal

Kepada dinas pendidikan, dia juga berharap agar memberikan tindakan tegas kepada guru atau pendidik yang melakukan kekerasan seksual terhadap muridnya. Diketahui, di Jombang pernah beberapa kali terjadi yang melibatkan guru.

”Kami berharap dinas pendidikan berani mengambil tindakan tegas dengan memecat guru yang melakukan tindakan seksual kepada murid atau mahasiswanya,” tutur dia. 

Kasus kekerasan seksual yang terjadi di Jombang dinilai dapat mencoreng pemerintahan yang baru. Sebab, Bupati Mundjidah dan Wabup Sumrambah mengusung visi misi Jombang yang berkarakter. ”Bila kasus ini terus meningkat, tentu bisa menghambat dan bahkan sulit unuk mewujudkan visi misi pemerintah yang baru,” pungkasnya. (*)

JOMBANG – Momentum hari perempuan sedunia 8 Maret kemarin diperingati sejumlah mahasiswa dengan melakukan aksi demo. Mereka menyoroti lemahnya perhatian Pemkab dan aparat hukum dalam menuntaskan kasus kekerasan seksual yang makin meningkat.

Aksi damai yang digelar di Perempatan Kebonrojo, Jalan KH Wahid Hasyim ini cukup menyita perhatian. Sebab, mereka tiba-tiba berbaris ditengah jalan sebelum petugas kepolisian tiba di lokasi. Membawa beberapa spanduk dan megaphone mereka kemudian menyuarakan tuntutannya. 

Imroatus Sholihah, koordinator aksi mengatakan, kekerasan seksual di Jombang sudah sangat meresahkan. Berdasarkan data WCC Jombang tercatat pada 2017 ada 62 kasus kekerasan dengan ricnian 43 kasus kekerasan seksual dan 19 kasus KDRT. Lalu pada 2018, terjadi kenaikan 29,3 persen.

”Serta yang paling meresahkan baru-baru ini adalah kasus begal payudara yang menyasar sejumlah perempuan termasuk mahasiswi, ini sangat miris karena terjadi di Jombang,” ujar dia. 

Baca Juga :  Dummy test news

Berbicara kasus begal payudara, lanjut dia, sebenarnya merupakan isu lama yang tak kunjung terungkap. Dia menyebut, teman kuliahnya banyak yang menjadi korban begal payudara. Mereka umumnya sering diraba oleh seseorang ketika melintas di jalan yang sepi.

”Teman saya ada yang pernah menjadi korban saat melintas di jalan Sumbermulyo, Jogoroto. Bahkan tahun lalu di Ngoro juga pernah terjadi kasus serupa tapi tidak ditangani serius,” tandasnya. 

Dia mendorong, pihak berwajib untuk segera mengusut kasus ini bila tidak kasus serupa akan terjadi karena terkesan ada pembiaran dari aparat hukum. ”Kami juga mendesak bila ada yang tertangkap agar dihukum dengan hukuman yang seberat-beratnya biar ada efek jera,” papar dia. 

Maraknya kasus seksual, tidak hanya terjadi di dunia nyata. Dia menyebut, konten pornografi yang ada di internet maupun sosial media harus segera diblokir. Sebab, itu adalah salah faktor yang dapat merusak generasi bangsa. ”Kami juga sangat prihatin dengan banyaknya situs pornografi yang mudah diakses oleh remaja zaman sekarang,” jelasnya.

Baca Juga :  Tangan Kreatif Zainal Fanani Membuat Ukir Wajah Berbahan Kayu Limbah

Kepada dinas pendidikan, dia juga berharap agar memberikan tindakan tegas kepada guru atau pendidik yang melakukan kekerasan seksual terhadap muridnya. Diketahui, di Jombang pernah beberapa kali terjadi yang melibatkan guru.

”Kami berharap dinas pendidikan berani mengambil tindakan tegas dengan memecat guru yang melakukan tindakan seksual kepada murid atau mahasiswanya,” tutur dia. 

Kasus kekerasan seksual yang terjadi di Jombang dinilai dapat mencoreng pemerintahan yang baru. Sebab, Bupati Mundjidah dan Wabup Sumrambah mengusung visi misi Jombang yang berkarakter. ”Bila kasus ini terus meningkat, tentu bisa menghambat dan bahkan sulit unuk mewujudkan visi misi pemerintah yang baru,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/