JOMBANG – Momentum 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) tak bisa dilepaskan dari perjuangan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari. Semasa perjuanganya, Mbah Hasyim, pernah dipenjara di Lapas Kelas II B Jombang, sebelum akhirnya dipindahkan ke Lapas Mojokerto, karena menolak tunduk para penjajah Jepang.
Informasi yang dihimpun, KH Hasyim Asy’ari dipenjara di salah satu sel tahanan sekitar minggu kedua Maret 1942 silam. KH Hasyim Asy’ari dipenjara tentara Jepang karena menolak beberapa aturan yang ditegakkan Jepang. Misalnya seikerei atau menghormat ke arah matahari terbit setiap pagi pukul 07.00.
Margono, Kalapas Kelas II B Jombang mengatakan, menurut informasi dan literatur internal KH Hasyim Asy’ari dipenjara Jepang karena menolak segala bentuk nipponisasi Jepang. ”Ya memang pernah dipenjara di sini, namun informasi yang kami terima hanya sebentar saja sebelum akhirnya dipindahkan ke penjara di Mojokerto,” ujar dia kemarin.
Dari informasi yang dia terima, KH Hasyim Asy’ari dipenjara lantaran menolak segala bentuk nipponisasi Jepang. ”Beliau menolak segala bentuk nipponisasi Jepang. Misalnya penghormatan kepada bendera Jepang, terus menolak menyanyikan Kimigayo lagu kebangsaan Jepang. Serta menolak penghormatan Kaisar Jepang kala itu,’’ tambahnya.
Secara rinci, ia tidak bisa menyebut kapan Mbah Hasyim dipenjara, berapa lama dipenjara termasuk ditempatkan di sel mana. Namun yang jelas, Mbah Hasyim menghuni lapas Jombang tidak dalam waktu yang lama. ”Hanya beberapa hari saja, dan tidak lama. karena waktu itu banyak pendukung KH Hasyim Asy’ari yang ada di sini. Mungkin itu pertimbangan tentara Jepang memindahkan ke Mojokerto,” tambahnya.
Ia mengatakan, di Lapas Jombang juga tidak ada bukti visual terkait dipenjaranya Mbah Hasyim. Namun, jika ada, ia berinisiatif untuk menjadikan sumber tersebut sebagai literasi di Lapas Jombang. ”Itu akan kita jadikan sebagai penyemangat kita di Lapas Jombang, bahwa perjuangan beliau zaman dulu sangat luar biasa,” pungkasnya. (ang/naz/riz)