28 C
Jombang
Thursday, June 8, 2023

Siapa Sangka, Masjid di Ngoro Jombang ini Dulunya Rumah Biasa

JOMBANG – Masjid Nur Ikhlas yang terletak di Desa Kertorejo, Kecamatan Ngoro merupakan salah satu masjid tua di Kecamatan Ngoro. Sebelumnya, masjid yang berdiri pada tahun 1979 ini hanya bangunan rumah biasa.

’’Awal membangun 1 Desember 1979 itu bangunannya tidak seperti masjid. Tapi seperti rumah zaman dulu,’’ kata Sriono, salah satu takmir. Ini karena di Desa Kertorejo masyarakatnya mayoritas nonmuslim.

’’Warga muslim di sini memang minoritas,’’ bebernya. Diceritakan Sriono, masjid dibangun oleh seorang ulama yang berasal dari Plosorejo, Jawa Tengah. Karena masyarakat muslim di Desa Kertorejo tidak mempunyai tempat untuk beribadah.

’’Sebenarnya tahun 1965 itu ada musala. Karena yang punya meninggal, akhirnya musala tidak terawat dan rusak,’’ terangnya. Karena tidak mempunyai tempat ibadah, ulama tersebut akhirnya membangun masjid. Tentu setelah musyawarah dengan warga sekitar.

Baca Juga :  Komisi Pemilihan Didorong Segera Gelar KLB PSSI Jombang

’’Dulu sempat ada penolakan. Tapi akhirnya mengerti dan sepakat untuk dibangun,’’ katanya. Semenjak adanya masjid, warga Desa Kertorejo justru semakin toleransi. Bahkan, hal itu terjalin hingga saat ini.

’’Di sini toleransinya sangat bagus. Warga Kristen yang meninggal juga disiarkan di masjid. Pokoknya rukun,’’ tegas Sriono.

Bahkan, jamaah masjid juga semakin banyak. Saat Idul Fitri, masjid tidak bisa menampung semua jamaah. ’’Setiap salat Id, jamaah meluber sampai halaman rumah warga,’’ tegasnya.






Reporter: Azmy endiyana Zuhri

JOMBANG – Masjid Nur Ikhlas yang terletak di Desa Kertorejo, Kecamatan Ngoro merupakan salah satu masjid tua di Kecamatan Ngoro. Sebelumnya, masjid yang berdiri pada tahun 1979 ini hanya bangunan rumah biasa.

’’Awal membangun 1 Desember 1979 itu bangunannya tidak seperti masjid. Tapi seperti rumah zaman dulu,’’ kata Sriono, salah satu takmir. Ini karena di Desa Kertorejo masyarakatnya mayoritas nonmuslim.

’’Warga muslim di sini memang minoritas,’’ bebernya. Diceritakan Sriono, masjid dibangun oleh seorang ulama yang berasal dari Plosorejo, Jawa Tengah. Karena masyarakat muslim di Desa Kertorejo tidak mempunyai tempat untuk beribadah.

’’Sebenarnya tahun 1965 itu ada musala. Karena yang punya meninggal, akhirnya musala tidak terawat dan rusak,’’ terangnya. Karena tidak mempunyai tempat ibadah, ulama tersebut akhirnya membangun masjid. Tentu setelah musyawarah dengan warga sekitar.

Baca Juga :  Harga Kedelai Kian Melambung, Pemkab Bersiap Gelar Operasi Pasar

’’Dulu sempat ada penolakan. Tapi akhirnya mengerti dan sepakat untuk dibangun,’’ katanya. Semenjak adanya masjid, warga Desa Kertorejo justru semakin toleransi. Bahkan, hal itu terjalin hingga saat ini.

’’Di sini toleransinya sangat bagus. Warga Kristen yang meninggal juga disiarkan di masjid. Pokoknya rukun,’’ tegas Sriono.

Bahkan, jamaah masjid juga semakin banyak. Saat Idul Fitri, masjid tidak bisa menampung semua jamaah. ’’Setiap salat Id, jamaah meluber sampai halaman rumah warga,’’ tegasnya.






Reporter: Azmy endiyana Zuhri

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/