21.3 C
Jombang
Monday, May 29, 2023

Renungan Minggu 133, Setiap Pekerjaan Adalah Mulia

JOMBANG – Pendeta GPdI House of Prayer Sawahan, Jombang, Petrus Harianto STh, menyampaikan renungan menarik, kemarin. Terutama tentang pentingnya mensyukuri pekerjaan.

’’Demikianlah Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Saul sangat mengasihinya dan ia menjadi pembawa senjatanya,’’ tuturnya mengutip 1 Samuel 16:21.

Ada seorang pemuda merasa minder saat mulai merantau di luar kota. Selama tiga tahun merantau ke Jakarta, ia hanya bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah kantor. Untuk menjaga gengsi, anak muda ini mencoba menutupi hal itu. Tiap kali pulang ke kampung halamannya, kepada semua teman ia mengaku bekerja di kantor sebuah perusahaan swasta terkemuka. Semua mengira dia bekerja sebagai staf di kantor itu, bukan sebagai petugas kebersihan!

Baca Juga :  How to Read (10)

Rasa minder itu seharusnya tidak perlu, jika seseorang itu sadar bahwa setiap pekerjaan adalah mulia. Daud pernah diberi Tuhan pekerjaan paling bergengsi. Lewat Nabi Samuel, ia diurapi menjadi raja Israel, seperti yang tertulis di kitab 1 Samuel 16:1-13. Namun sesudah diurapi, Raja Saul tak kunjung menyerahkan kekuasaannya.

Daud malah dijadikan pelayan, penghibur dan pembawa senjata Saul bertahun-tahun lamanya. Ia harus bermain musik untuk menghibur Saul di atas takhta yang mestinya sudah menjadi miliknya. Namun Daud tidak mengeluh. Calon raja ini tidak gengsi atau minder dijadikan pelayan. Ia mensyukuri pekerjaan itu, menikmatinya dan bekerja dengan penuh dedikasi. Hasilnya, musik yang ia mainkan selalu membuat Saul merasa lega dan nyaman.

Baca Juga :  24 Peserta Terbaik Telah Ditentukan Juri

Setiap pekerjaan bergengsi atau tidak, akan membuahkan hasil yang baik dan maksimal jika ditekuni dengan sungguh. Melalui pekerjaan itu, Tuhan dimuliakan, orang lain ditolong dan diri kita sendiri dibentuk menjadi manusia yang produktif. Mulai saat ini cintailah pekerjaan kita. Jangan minder atau malu dengan apa yang Tuhan percayakan. Bersyukurlah pada Tuhan jika kita masih bisa bekerja, sementara di luar sana banyak orang yang membutuhkan pekerjaan.

Tidak ada pekerjaan yang hina, jika dikerjakan dengan hati yang mulia. Mazmur 37:37, Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan. ’’Semangat. Tuhan Yesus memberkati,’’ tegasnya. (jif/riz)

JOMBANG – Pendeta GPdI House of Prayer Sawahan, Jombang, Petrus Harianto STh, menyampaikan renungan menarik, kemarin. Terutama tentang pentingnya mensyukuri pekerjaan.

’’Demikianlah Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Saul sangat mengasihinya dan ia menjadi pembawa senjatanya,’’ tuturnya mengutip 1 Samuel 16:21.

Ada seorang pemuda merasa minder saat mulai merantau di luar kota. Selama tiga tahun merantau ke Jakarta, ia hanya bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah kantor. Untuk menjaga gengsi, anak muda ini mencoba menutupi hal itu. Tiap kali pulang ke kampung halamannya, kepada semua teman ia mengaku bekerja di kantor sebuah perusahaan swasta terkemuka. Semua mengira dia bekerja sebagai staf di kantor itu, bukan sebagai petugas kebersihan!

Baca Juga :  Binrohtal 1.422, Indahnya Bersedekah

Rasa minder itu seharusnya tidak perlu, jika seseorang itu sadar bahwa setiap pekerjaan adalah mulia. Daud pernah diberi Tuhan pekerjaan paling bergengsi. Lewat Nabi Samuel, ia diurapi menjadi raja Israel, seperti yang tertulis di kitab 1 Samuel 16:1-13. Namun sesudah diurapi, Raja Saul tak kunjung menyerahkan kekuasaannya.

Daud malah dijadikan pelayan, penghibur dan pembawa senjata Saul bertahun-tahun lamanya. Ia harus bermain musik untuk menghibur Saul di atas takhta yang mestinya sudah menjadi miliknya. Namun Daud tidak mengeluh. Calon raja ini tidak gengsi atau minder dijadikan pelayan. Ia mensyukuri pekerjaan itu, menikmatinya dan bekerja dengan penuh dedikasi. Hasilnya, musik yang ia mainkan selalu membuat Saul merasa lega dan nyaman.

Baca Juga :  Ramadan, Santri di Jombang Ngaji Kitab Tafsir Jalalain

Setiap pekerjaan bergengsi atau tidak, akan membuahkan hasil yang baik dan maksimal jika ditekuni dengan sungguh. Melalui pekerjaan itu, Tuhan dimuliakan, orang lain ditolong dan diri kita sendiri dibentuk menjadi manusia yang produktif. Mulai saat ini cintailah pekerjaan kita. Jangan minder atau malu dengan apa yang Tuhan percayakan. Bersyukurlah pada Tuhan jika kita masih bisa bekerja, sementara di luar sana banyak orang yang membutuhkan pekerjaan.

Tidak ada pekerjaan yang hina, jika dikerjakan dengan hati yang mulia. Mazmur 37:37, Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan. ’’Semangat. Tuhan Yesus memberkati,’’ tegasnya. (jif/riz)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/