JOMBANG – Pendeta GPdI House of Prayer Sawahan, Jombang, Petrus Harianto STh, menyampaikan renungan menarik, kemarin. Terutama tentang pentingnya meyakini pertolongan Tuhan.
’’Lalu datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: ’’Tuhan, tolonglah, kita binasa,’’ tuturnya mengutip Matius 8:25.
Perasaan takut, tak berdaya dan merasa sendirian sangat menyakitkan. Seorang ibu bercerita tentang pengalamannya dijambret saat bersepeda hendak ke pasar. Pagi hari ketika masih gelap, tiba-tiba seorang pria bersepeda motor menghampiri dan menarik tasnya.
Terjadilah adegan tarik menarik tas. Ia berteriak minta tolong. Tak seorang pun menolongnya, meski di tempat kejadian saat itu ada yang sedang lewat, tapi mereka tak menghiraukan. Perasaan tidak berdaya dan tidak ditolong membuat peristiwa itu meninggalkan trauma dan kenangan menyakitkan, bahkan lebih menyakitkan dari penjambretan itu sendiri.
Begitulah sepertinya perasaan murid-murid Yesus ketika perahu mereka dihantam gelombang, sementara Yesus tidur di buritan. Angin ribut dan ombak menyembur perahu mereka. Tubuh menggigil karena basah kuyup. Keadaan sangat mencekam dan kritis, sehingga para murid yang sebenarnya nelayan kawakan, memaksa mereka berteriak, “Kita binasa.”
Insting bertahan mereka berubah menjadi ketakutan dan kegelisahan bahwa mereka takkan selamat. Sementara itu semua terjadi, Yesus sedang tidur dan seolah-olah tidak peduli. Namun Yesus bangun. Dia menghardik angin dan danau itu. Lalu semuanya menjadi teduh sekali (Matius 8:26)
Dalam kesulitan hidup, pernahkah kita merasa Allah tidak peduli? Kita seolah-olah sudah seperti telur di ujung tanduk. Dan Tuhan seolah-olah diam saja. Apalagi ditambah kenyataan bahwa teman dekat, sahabat dan kerabat dekat, juga tidak peduli. Renungan hari ini mengingatkan kita untuk percaya dan tidak ragu akan kasih dan kuasa-Nya.
Dia mampu mengubahkan badai dan ombak keras di hidup kita menjadi teduh dan tenang, lembut dan bersahabat. Bahkan ketika semua orang sudah tidak peduli. Tuhan selalu ada untuk mendengar dan menolong kita. Dia tidak pernah berhenti peduli. Demikian dikatakan dalam Kitab Mazmur 50:15, Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.
Tindakan yang paling bijak untuk dilakukan di tengah badai kehidupan yang menakutkan, adalah datang dan berseru kepada Tuhan Yesus. ’’Percayalah, Tuhan Yesus berkuasa atas setiap persoalan dan sanggup menolong kita. Tuhan Yesus memberkati,’’ tegasnya. (jif/riz)