22.5 C
Jombang
Saturday, April 1, 2023

1 Ramadan 1444 H Serentak 23 Maret 2023, Idul Fitri Berpotensi Berbeda

RADAR JOMBANG – Penetapan hari besar keagamaan Islam di Indonesia berpotensi kembali berbeda tahun ini, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Namun, untuk awal puasa Ramadan diperkirakan serentak pada 23 Maret.

Seperti diberitakan JawaPos.com, PP Muhammadiyah sudah menerbitkan maklumat penetapan hari-hari besar Islam. Tanggal 1 Ramadan 1444 H ditetapkan jatuh pada 23 Maret 2023. Berdasar hasil hisab, diperoleh informasi bahwa posisi hilal saat 22 Maret sudah di atas ufuk. Dengan ketinggian 7 derajat di atas ufuk.

Sementara itu, untuk penetapan 1 Syawal, Muhammadiyah memutuskan jatuh pada Jumat, 21 April. Keputusan tersebut didapatkan dari hasil hisab yang menyebutkan pada 20 April posisi hilal sudah di atas ufuk. Dengan ketinggian 1 derajat di atas ufuk. Dengan demikian, tanggal 21 April sudah masuk bulan Syawal.

Baca Juga :  24 Petarung Asal Jombang Tryout ke Surakarta

Namun, posisi hilal di pengujung Ramadan tadi masih begitu rendah. Hanya 1 derajat di atas ufuk. Dengan ketinggian seperti itu, hampir tidak mungkin hilal bisa diamati atau dirukyat. Sehingga ormas yang menggunakan metode rukyat, di antaranya Nahdlatul Ulama (NU), diprediksi bakal menetapkan Lebaran jatuh pada 22 April. Alasannya, pada 20 April hilal belum bisa diamati secara langsung.

Potensi perbedaan penetapan 1 Syawal juga diamini Profesor Riset BRIN Thomas Djamaluddin. ”Insya Allah Ramadan akan seragam. Tetapi, Idul Fitri dan Idul Adha berpotensi berbeda,” katanya kemarin (31/1). Meski begitu, imbuh dia, kepastian penetapan hari-hari besar Islam tetap mengacu pada hasil sidang isbat yang digelar Kementerian Agama (Kemenag).

Penetapan Idul Adha (10 Zulhijah) juga berpotensi berbeda. Penyebabnya hampir sama dengan Idul Fitri. Berdasar hasil hisab, tinggi hilal pada 18 Juni hanya 1 derajat di atas ufuk. Bagi Muhammadiyah yang mengacu hisab, tanggal 19 Juni sudah masuk bulan Zulhijah sehingga Idul Adha jatuh pada 28 Juni. Sementara itu, NU dan pemerintah bakal menetapkan Idul Adha jatuh pada 29 Juni.

Baca Juga :  Angka Jentik Dibawah 95 Persen, Kecamatan Jombang Penyumbang DBD Tertinggi

Kemenag belum merespons potensi perbedaan Idul Fitri dan Idul Adha tersebut. Bahkan, Kemenag belum mengumumkan tanggal pelaksanaan sidang isbat penetapan awal puasa, Idul Fitri, dan Idul Adha. ”Kita akan menunggu hasil sidang isbat,” kata Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin.

Seperti diketahui, tahun lalu awal puasa mengalami perbedaan. Pemerintah dan NU menetapkan awal puasa jatuh pada 3 April 2022. Sedangkan Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 2 April 2022. (jpc/riz)

RADAR JOMBANG – Penetapan hari besar keagamaan Islam di Indonesia berpotensi kembali berbeda tahun ini, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Namun, untuk awal puasa Ramadan diperkirakan serentak pada 23 Maret.

Seperti diberitakan JawaPos.com, PP Muhammadiyah sudah menerbitkan maklumat penetapan hari-hari besar Islam. Tanggal 1 Ramadan 1444 H ditetapkan jatuh pada 23 Maret 2023. Berdasar hasil hisab, diperoleh informasi bahwa posisi hilal saat 22 Maret sudah di atas ufuk. Dengan ketinggian 7 derajat di atas ufuk.

Sementara itu, untuk penetapan 1 Syawal, Muhammadiyah memutuskan jatuh pada Jumat, 21 April. Keputusan tersebut didapatkan dari hasil hisab yang menyebutkan pada 20 April posisi hilal sudah di atas ufuk. Dengan ketinggian 1 derajat di atas ufuk. Dengan demikian, tanggal 21 April sudah masuk bulan Syawal.

Baca Juga :  Student Journalism: Keutamaan Salat Berjamaah

Namun, posisi hilal di pengujung Ramadan tadi masih begitu rendah. Hanya 1 derajat di atas ufuk. Dengan ketinggian seperti itu, hampir tidak mungkin hilal bisa diamati atau dirukyat. Sehingga ormas yang menggunakan metode rukyat, di antaranya Nahdlatul Ulama (NU), diprediksi bakal menetapkan Lebaran jatuh pada 22 April. Alasannya, pada 20 April hilal belum bisa diamati secara langsung.

Potensi perbedaan penetapan 1 Syawal juga diamini Profesor Riset BRIN Thomas Djamaluddin. ”Insya Allah Ramadan akan seragam. Tetapi, Idul Fitri dan Idul Adha berpotensi berbeda,” katanya kemarin (31/1). Meski begitu, imbuh dia, kepastian penetapan hari-hari besar Islam tetap mengacu pada hasil sidang isbat yang digelar Kementerian Agama (Kemenag).

Penetapan Idul Adha (10 Zulhijah) juga berpotensi berbeda. Penyebabnya hampir sama dengan Idul Fitri. Berdasar hasil hisab, tinggi hilal pada 18 Juni hanya 1 derajat di atas ufuk. Bagi Muhammadiyah yang mengacu hisab, tanggal 19 Juni sudah masuk bulan Zulhijah sehingga Idul Adha jatuh pada 28 Juni. Sementara itu, NU dan pemerintah bakal menetapkan Idul Adha jatuh pada 29 Juni.

Baca Juga :  Binrohtal 1.447, Bekal Ilmu dan Adab

Kemenag belum merespons potensi perbedaan Idul Fitri dan Idul Adha tersebut. Bahkan, Kemenag belum mengumumkan tanggal pelaksanaan sidang isbat penetapan awal puasa, Idul Fitri, dan Idul Adha. ”Kita akan menunggu hasil sidang isbat,” kata Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin.

Seperti diketahui, tahun lalu awal puasa mengalami perbedaan. Pemerintah dan NU menetapkan awal puasa jatuh pada 3 April 2022. Sedangkan Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 2 April 2022. (jpc/riz)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/