JOMBANG – Puluhan warga Desa Kedungjati, Kecamatan Kabuh, menggelar aksi di depan PT CMI Kamis (22/12) pagi. Massa yang mengatasnamakan Aliansi Pemuda Desa Kedungjati menagih komitmen perusahaan memprioritaskan warga sekitar untuk bekerja di pabrik.
Aksi unjuk rasa dimulai sekitar pukul 08.00. Mereka membawa sejumlah poster berisi tuntutan kepada pihak perusahaan. Massa kemudian bergantian melakukan orasi di depan pabrik. Massa menuntut pertanggungjawaban perusahaan sebagai investor untuk memprioritaskan warga Desa Kedungjati sebagai karyawan di PT CMI. Selain itu perusahaan diminta untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak. ”Menagih janji PT CMI tentang tidak adanya outsourcing di perusahaan, seperti yang disepakati waktu sosialisasi dengan warga setempat,” kata Hendri koordinator aksi.
Tidak hanya itu, massa juga menuntut penanggulangan pencemaran kerusakan lingkungan hidup, terutama di tanah persawahan lingkungan sekitar PT CMI. Memberikan kesempatan CSR untuk masyarakat setempat. ”Kami juga meminta perusahaan menjamin kebebasan berserikat bagi karyawan di PT CMI,” pungkasnya.
Setelah sekira 30 menit menggelar orasi secara bergantian, sejumlah perwakilan demonstran diterima untuk melakukan dialog dalam kantor perusahaan. Perwakilan massa didampingi kepala Desa Kedungjati dengan penyedia jasa outsoursing terlibat perundingan dalam ruangan kantor perusahaan.
Proses ini, berlangsung hingga sekitar pukul 14.00. Suwaji, Kepala Desa Kedungjati menyebut, dalam pertemuan yang digelar itu bisa dibilang tak ada kesepakatan apa pun yang bisa diambil. ”Kita belum bertemu dengan pimpinan perusahaan secara langsung, sehingga belum bisa membahas secara detail, tadi hanya perwakilan perusahaan outsourcing saja,” ungkapnya.
Suwaji menyebut, protes yang dilakukan warganya itu memang berkaitan dengan nasib sejumlah warga yang merasa tak diutamakan dalam perekrutan karyawan. ”Sampai hari ini hanya ada 67 warga yang diterima kerja, bahkan sudah ada beberapa orang yang di-PHK juga, puluhan lainnya sudah diinterview tapi belum jelas nasibnya,” lanjutnya.
Meski tak ada kesepakatan apa pun, Suwaji menyebut perusahaan outsourcing berjanji untuk mempertemukan perwakilan warga desa, pemdes dengan perusahaan nantinya. ”Yang jelas masih ada pertemuan lagi, semoga saja apa yang diinginkan warga nanti bisa diakomodir, warga bisa dikerjakan, yang dirumahkan bisa kerja lagi. Jadi semua juga enak,” pungkasnya. Hingga berita ini dinaikkan, wartawan masih terus berupaya melakukan konfirmasi ke pihak perusahaan.
Terpisah, Manajemen Outsoursing Zaenal Arifin yang menemui perwakilan para demonstran menyebut sudah ada kesepakatan antara warga. ”Sudah ada kesepakatan untuk memprioritaskan pemuda kedungjati. Kalau semua perusahan nggak mungkin pakai karyawan tetap tapi Outsoursing. Kontrak di Januari nanti kita prioritaskan pemuda Kedungjati,” terangnya.
Terkait urusan CSR dan lain-lain Zaenal mengaku tak memiliki kewenangan menjawab. ”Kalau urusan CSR itu bukan ranah saya, itu ranahnya desa dengan pabrik,” imbuhnya. Disinggung terkait protes warga dugaan adanya PHK sepihak, Zaenal menampik hal tersebut. ”Nggak ada PHK sepihak, kita sesuai aturan,” singkatnya. (riz/naz/riz)