JOMBANG – Sebuah pondok kayu yang digunakan untuk kegiatan Dzikir dan TPQ di Dusun Kalibening, Desa Tanggalrejo ludes dilalap api Minggu (22/1) siang. Api, diduga berasal dari sisa pembakaran kayu yang digunakan untuk memasak air.
“Kejadiannya diketahui sekitar pukul 11.00, lokasi yang kena itu gudang yang sekaligus dipakai TPQ dan majelis zikir,” terang Dimas Wahyu Ramadhana, Kepala Desa Tanggalrejo.
Dhona, sapaan akrabnya menjelaskan kebakaran itu menimpa bangunan pondok milik Kh Nur Slamet. Kejadian itu bermula saat santri di pondok itu tengah memasak air. Tak ada kompor di ponrok itu, hingga mereka harus menggunakan kayu bakar. “Setelah masak tidak dimatikan, dan setelah itu ada warga yang meninggal, sehingga ditinggal pawonannya untuk takziyah,” lanjutnya.
Hingga beberapa saat kemudian, asap tebal mulai mengepul dari gudang sekaligus pondok itu. Warga, juga mulai merasakan bau terbakar dan bergegas mencari sumbernya. “Setelah dicari ternyata bangunan pondok kayu itu yang kebakar,” lontarnya.
Upaya pemadaman dengan peralatan seadanya sempat dilakukan. Namun, bangunan yang terbuat dari kayu dan bambu membuat api terus merembet dengan mudah. “Kita laporkan ke PMK yang kemudian datang ke lokasi,” tambahnya. Dua mobil pemadam kebakaran, dikerahkan untuk menjinakkan si jago merah. Api, baru bisa dikendalikan sepenuhnya setelah sekitar dua jam penyiraman.
Beruntung, tak ada korban jiwa ataupun luka akibat kejadian itu. Kondisi pondok kayu itu tengah kosong kala kebakaran merebak. Kendati demikian, bangunan itu nyaris ludes tak bersisa. “Lebih dari separo yang terbakar, beberapa peralatan di dalam bangunan juga ikut hangus, kalau orang tidak ada,” pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Mojoagung AKP Bambang Setyo Budi membenarkan kejadian kebakaran itu. Pihaknya, juga menyebut telah melakukan olah kejadian perkara. “Dugaan sementara memang dari tungku atau pawonan yang habis dipakai masak air itu. Dipastikan tidak ada korban jiwa maupun korban luka, hanya kerugian materiil saja,” pungkasnya. (riz)