28 C
Jombang
Thursday, June 8, 2023

Cuaca Tak Menentu, Petani Bawang di Jombang Waswas Gagal Panen

JOMBANG – Petani bawang di Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro dibuat waswas. Pasalnya, mendekati masa panen, kondisi sebagian tanaman bawangnya terlihat layu dan muncul bintik-bintik hitam. Petani waswas hasil panennya anjlok.

Roihan, salah petani bawang merah mengaku cemas dengan kondisi tanaman bawangnya. Pasalnya, sebagian tanaman menunjukkan tanda-tanda terserang penyakit. Diduga disebabkan faktor cuaca yang tak menentu. ”Penyakitnya ini namanya fusarium. Jadi yang diserang daunnya, tiba-tiba layu dan mati,” katanya.

Terhitung saat ini, umur tanaman bawangnya sudah mencapai 25 hari sehingga sudah mendekati masa panen. Berbagai upaya ia lakukan untuk menyelamatkan tanaman bawangnya agar tidak semakin rusak. ”Penyemprotan obat sudah, malah saya buat obat sendiri juga, sebab obat-obatan juga mahal,” bebernya.

Baca Juga :  Situs Pandegong di Menganto Rencanakan Ekskavasi Tahap Ketiga

Dikatakannya, apabila tanaman bawangnya tidak terkena penyakit, sawah seluas 1.400 meter persegi miliknya bisa menghasilkan 2 ton bawang merah. ”Kalau seperti ini paling ya dapat 1,5 ton saja,” ungkapnya.

Meski begitu, harga bawang saat ini terbilang cukup bagus. Panen kemarin, harga bawangnya dihargai Rp 15 ribu per Kg. ”Semoga harga kedepannya lebih baik,” pungkasnya. (yan/naz/riz)






Reporter: Azmy endiyana Zuhri

JOMBANG – Petani bawang di Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro dibuat waswas. Pasalnya, mendekati masa panen, kondisi sebagian tanaman bawangnya terlihat layu dan muncul bintik-bintik hitam. Petani waswas hasil panennya anjlok.

Roihan, salah petani bawang merah mengaku cemas dengan kondisi tanaman bawangnya. Pasalnya, sebagian tanaman menunjukkan tanda-tanda terserang penyakit. Diduga disebabkan faktor cuaca yang tak menentu. ”Penyakitnya ini namanya fusarium. Jadi yang diserang daunnya, tiba-tiba layu dan mati,” katanya.

Terhitung saat ini, umur tanaman bawangnya sudah mencapai 25 hari sehingga sudah mendekati masa panen. Berbagai upaya ia lakukan untuk menyelamatkan tanaman bawangnya agar tidak semakin rusak. ”Penyemprotan obat sudah, malah saya buat obat sendiri juga, sebab obat-obatan juga mahal,” bebernya.

Baca Juga :  Mengelak Disebut Pungli, Kades Bareng: Biaya Sudah Disetujui Warga

Dikatakannya, apabila tanaman bawangnya tidak terkena penyakit, sawah seluas 1.400 meter persegi miliknya bisa menghasilkan 2 ton bawang merah. ”Kalau seperti ini paling ya dapat 1,5 ton saja,” ungkapnya.

Meski begitu, harga bawang saat ini terbilang cukup bagus. Panen kemarin, harga bawangnya dihargai Rp 15 ribu per Kg. ”Semoga harga kedepannya lebih baik,” pungkasnya. (yan/naz/riz)






Reporter: Azmy endiyana Zuhri

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/