JOMBANG – Selain disimpan dalam ruangan khusus, kitab Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari rencana akan diduplikat untuk penyelamatan. Adapun catatan hariannya berisi amalan dan ada yang ditulis tahun 1921. Saat ditemukan terbungkus kain kafan.
Sebuah kitab karya tulisan tangan KH Hasyim Asy’ari terlihat sudah termakan usia. Sebagian sampulnya terlepas. Beberapa lembar dari buku harian juga ada yang robek. Namun hampir semua tulisannya masih terlihat jelas.
Tak heran, sang petugas perpustakaan sangat berhati-hati saat menunjukkan kitab dan catatan harian karya Mbah Hasyim tersebut. Semua tersimpan rapi di almari khusus Perpustakaan Tebuireng.
Mengenai kerusakan kitab-kitab itu, pihak pondok berencana melakukan beberapa upaya. Salah satunya restorasi yang melibatkan pihak terkait. Termasuk rencana diduplikat sebagai upaya penyelematan.
”Ya memang nanti arahnya ke sana, sebagian akan diduplikat ulang untuk penyelamatan,’’ ujar petugas IT Perpustakaan Tebuireng Jombang Adlan Jufri.
Ia menegaskan, yang dilakukan duplikat hanyalah kitab. Sedangkan catatan harian tidak diduplikat dan hanya disimpan di ruangan khusus sesuai arahan pengurus pondok. ”Yang perlu digarisbawahi hanya kitab yang akan diduplikat, sedangkan catatan hariannya tidak,’’ papar dia.
Ia menegaskan, total ada 18 kitab dan catatan harian karya tulisan tangan KH Hasyim Asy’ari yang sudah ditemukan dan disimpan di Perpustakaan Tebuireng. Sebagian kitab bahkan sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. ”Ya, namun versi terjemahan Bahasa Indonesia belum dipublikasikan untuk umum karena masih ada beberapa penyempurnaan,’’ jelasnya.
Disinggung mengenai isi catatan harian KH Hasyim Asyari, ia belum bisa mengatakan secara rinci. Termasuk perihal apa saja yang ditulis dalam catatan harian itu. Namun sebagian catatan hariannya, berisi amalan maupun rutinitas kegiatan KH Hasyim Asy’ari sehari-hari.
”Terbaru yang kami temukan, catatan harian yang ditulis KH Hasyim Asy’ari tahun 1921. Waktu ditemukan terbungkus kain kafan dan sekarang telah disimpan,’’ tegasnya. Sayang tidak dijelaskan secara detail isi catatan harian yang terbungkus kain kafan tersebut.
Terpisah, Pengasuh Pondok Pesantren Putri Tebuireng KH Fahmi Amrullah Hadziq mengatakan, sebagian kitab karya KH Hasyim Asy’ari rutin dilakukan kajian santri. “Khususnya saat Ramadan seperti ini kita lakukan kajian kitab Mbah Hasyim yang berjudul Irsyadul Mu’minin atau tentang sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW,’’ pungkasnya. (ang/bin/riz)