22.5 C
Jombang
Saturday, April 1, 2023

Dibiarkan, Tambang Pasir Brantas di Perbatasan Makin Meresahkan

JOMBANG – Aktivitas sedot pasir di wilayah perbatasan Kecamatan Megaluh dengan Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk, meresahkan. Seperti terpantau, Kamis (19/1), tampak sejumlah pekerja menyedot pasir di Sungai Brantas yang menggunakan alat conveyor.

Pantauan di lokasi, tampak sejumlah warga menyedot pasir Sungai Brantas menggunakan perahu getek. Selain membahayakan kondisi alam, kegiatan mereka juga membahayakan diri sendiri. Sebab, mereka tidak menggunakan alat pengaman seperti pelampung. ”Sudah sering mas aktivitas itu,’’ celetuk salah satu warga.

Dikonfirmasi terpisah, Heri Prayitno Camat Megaluh, membenarkan aktivitas sedot pasir itu. Hanya, ia memastikan  sedot pasir itu masuk wilayah Nganjuk. ”Sudah kami cek, warga yang melakukan aktivitas sedot pasir juga dari Desa Dawuhan, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk,’’ ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang, kemarin.

Baca Juga :  Menegakkan Hukum Adalah Ibadah

Dijelaskan, beberapa kali warga sempat melipir ke wilayah Kecamatan Megaluh. ”Kalau diubrak warga dia minggir ke arah Nganjuk lagi,’’ tambahnya. Maraknya aktivitas sedot pasir itu sudah dilaporkan ke Satpol PP satu bulan lalu.

Ia juga menyampaikan jika aktivitas sedot pasir berada di wilayah perbatasan Nganjuk dan dilakukan warga Desa Dawuhan, bukan warga Jombang. ”Untuk itu kami laporkan agar Satpol PP yang berkoordinasi dengan kabupaten sebelah,’’ papar dia.

Meski begitu, ia mengakui keberadaan sedot pasir itu meresahkan. Warga Kecamatan Megaluh sendiri tak menghendaki aktivitas tersebut. ”Karena itu kami berupaya maksimal menghentikan tambang pasir. Harapan masyarakat tidak ada lagi kegiatan sedot pasir yang menggunakan alat conveyor atau penyedot,’’ pungkas Heri. (ang/bin/riz)

Baca Juga :  Disnaker Jombang Latih Pemuda Turipinggir Wirausaha dan Digital Marketing





Reporter: Anggi Fridianto

JOMBANG – Aktivitas sedot pasir di wilayah perbatasan Kecamatan Megaluh dengan Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk, meresahkan. Seperti terpantau, Kamis (19/1), tampak sejumlah pekerja menyedot pasir di Sungai Brantas yang menggunakan alat conveyor.

Pantauan di lokasi, tampak sejumlah warga menyedot pasir Sungai Brantas menggunakan perahu getek. Selain membahayakan kondisi alam, kegiatan mereka juga membahayakan diri sendiri. Sebab, mereka tidak menggunakan alat pengaman seperti pelampung. ”Sudah sering mas aktivitas itu,’’ celetuk salah satu warga.

Dikonfirmasi terpisah, Heri Prayitno Camat Megaluh, membenarkan aktivitas sedot pasir itu. Hanya, ia memastikan  sedot pasir itu masuk wilayah Nganjuk. ”Sudah kami cek, warga yang melakukan aktivitas sedot pasir juga dari Desa Dawuhan, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk,’’ ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang, kemarin.

Baca Juga :  Menegakkan Hukum Adalah Ibadah

Dijelaskan, beberapa kali warga sempat melipir ke wilayah Kecamatan Megaluh. ”Kalau diubrak warga dia minggir ke arah Nganjuk lagi,’’ tambahnya. Maraknya aktivitas sedot pasir itu sudah dilaporkan ke Satpol PP satu bulan lalu.

Ia juga menyampaikan jika aktivitas sedot pasir berada di wilayah perbatasan Nganjuk dan dilakukan warga Desa Dawuhan, bukan warga Jombang. ”Untuk itu kami laporkan agar Satpol PP yang berkoordinasi dengan kabupaten sebelah,’’ papar dia.

Meski begitu, ia mengakui keberadaan sedot pasir itu meresahkan. Warga Kecamatan Megaluh sendiri tak menghendaki aktivitas tersebut. ”Karena itu kami berupaya maksimal menghentikan tambang pasir. Harapan masyarakat tidak ada lagi kegiatan sedot pasir yang menggunakan alat conveyor atau penyedot,’’ pungkas Heri. (ang/bin/riz)

Baca Juga :  Atap Proyek Pasar Tunggorono Sudah Terpasang, Kiosnya juga Sudah Berdiri





Reporter: Anggi Fridianto

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/