JOMBANG – Aktivitas sedot pasir di wilayah perbatasan Kecamatan Megaluh dengan Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk, meresahkan. Seperti terpantau, Kamis (19/1), tampak sejumlah pekerja menyedot pasir di Sungai Brantas yang menggunakan alat conveyor.
Pantauan di lokasi, tampak sejumlah warga menyedot pasir Sungai Brantas menggunakan perahu getek. Selain membahayakan kondisi alam, kegiatan mereka juga membahayakan diri sendiri. Sebab, mereka tidak menggunakan alat pengaman seperti pelampung. ”Sudah sering mas aktivitas itu,’’ celetuk salah satu warga.
Dikonfirmasi terpisah, Heri Prayitno Camat Megaluh, membenarkan aktivitas sedot pasir itu. Hanya, ia memastikan sedot pasir itu masuk wilayah Nganjuk. ”Sudah kami cek, warga yang melakukan aktivitas sedot pasir juga dari Desa Dawuhan, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk,’’ ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang, kemarin.
Dijelaskan, beberapa kali warga sempat melipir ke wilayah Kecamatan Megaluh. ”Kalau diubrak warga dia minggir ke arah Nganjuk lagi,’’ tambahnya. Maraknya aktivitas sedot pasir itu sudah dilaporkan ke Satpol PP satu bulan lalu.
Ia juga menyampaikan jika aktivitas sedot pasir berada di wilayah perbatasan Nganjuk dan dilakukan warga Desa Dawuhan, bukan warga Jombang. ”Untuk itu kami laporkan agar Satpol PP yang berkoordinasi dengan kabupaten sebelah,’’ papar dia.
Meski begitu, ia mengakui keberadaan sedot pasir itu meresahkan. Warga Kecamatan Megaluh sendiri tak menghendaki aktivitas tersebut. ”Karena itu kami berupaya maksimal menghentikan tambang pasir. Harapan masyarakat tidak ada lagi kegiatan sedot pasir yang menggunakan alat conveyor atau penyedot,’’ pungkas Heri. (ang/bin/riz)