JOMBANG – Siapa bilang limbah kayu tak bisa dimanfaatkan. Di tangan Nur Efendi, 36, warga Dusun Barmanik, Desa Jatiganggong, Kecamatan Perak, limbah kayu bisa disulap menjadi kerajinan kandang kucing yang bernilai jual tinggi.
Fajar baru menyinsing pagi itu. Sebagian warga Dusun Barmanik sudah memulai aktifitas. Salah satunya, memotong beberapa kayu triplek yang akan dijadikan kerajinan beraneka macam. Mulai kandang kucing, sangkar burung dan kerajinan lainnya.
Ya, Nur Efendi merupakan salah satu pengrajin yang sudah menekuni usaha pembuatan kandang kucing berbahan kayu limbah. Aktifitasnya bahkan dilakukan sejak beberapa tahun lalu. ”Saya mulai usaha ini 2017. Awalnya terinspirasi banyak warga menggeluti kerajinan bambu. Kemudian saya coba dan bertahan sampai sekarang,’’ ujarnya.
Selama beberapa tahun, Nur membuat beraneka kerajinan berbahan kayu limbah pabrik. Mulai kandang kucing, sangkar burung dan tempat hewan piaraan lain. Namun dari sekian kerajinan itu paling laris adalah kandang kucing. ”Ya, memang yang paling banyak dicari konsumen itu kandang kucing,’’ terang dia.
Meski terbuat dari limbah pabrik, Nur bisa menjamin kualitas barang bikinannya. Ia juga mengombinasikan dengan besi agar kandangnya lebih kuat. ”Kalau kualitas Insya Allah terjamin,’’ tegasnya.
Terkait harga jual, ia menyebut beragam menyesuaikan bentuk kandang yang diselesaikan, berikut ukuran besar kecilnya. Kandang kuncing misalnya, dibanderol mulai harga Rp 275 ribu sampai Rp 550 ribu, bergantung ukuran dan desain. Semakin besar ukuran dan semakin rumit desainnya, maka harga jual tentu semakin mahal.
”Saya juga melayani sesuai permintaan pelanggan. Misalnya, diberi warna atau dikasih hiasan sesuai permintaan pemesan,’’ papar dia. Selama ini, Nur lebih banyak memasarkan kerajinanya lewat online. Pengiriman juga tembus luar kota seperti Lamongan, Mojokerto dan kota lainnya. ”Paling banyak lokalan. Tapi luar kota juga ada,’’ pungkasnya. (ang/bin/riz)