JOMBANG – Rencana pengadaan jembatan bailey akhirnya mendapat persetujuan bupati. Anggaran pengadaan lahan dialokasikan dari dana belanja tak terduga (BTT) sebesar Rp 2,5 miliar. Selain untuk mitigasi bencana, jembatan itu nantinya akan dipasang sebagai jembatan darurat di Desa Gondangmanis.
”Jadi rapat terakhir untuk jembatan bailey ternyata sudah disahkan ibu bupati Jumat (19/5) lalu. Sudah ada SK bupati tentang penggunaan BTT,” kata Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Jombang Agung Hariadi, (24/5).
Dijelaskan, ada banyak pertimbangan rencana itu dilanjutkan. Di antaranya kebutuhan jembatan darurat dalam melakukan mitigasi bencana, khususnya jika ada jembatan rusak hingga runtuh. Sehingga aktivitas atau akses warga terdampak tetap tersedia dengan aman. ”Pertama sebagai mitigasi, tapi semoga tidak sampai ada bencana seperti tahun-tahun lalu. Seandainya itu terjadi, nanti bisa memakai jembatan bailey, karena pemakaiannya bongkar pasang,” imbuh dia.
Kedua, lanjut Agung, jembatan bailey dibutuhkan saat proses pembangunan jembatan di Desa Gondangmanis dilakukan. ”Karena untuk jembatan permanennya, nanti abutmen jembatan (anggaran) dari program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah), sementara gelagar jembatan kita usulkan di P-APBD 2023,” ujar Agung.
Sebab, ketika jembatan permanen mulai dibangun, menurut Agung, jembatan bailey dibutuhkan untuk akses warga sekitar. ”Karena selain untuk aktivitas warga, jembatan bailey nanti juga bisa dipakai drop material dari sisi kanan dan kiri tanggul (Kali Konto),” lanjut dia.
Karena pertimbangan itu, sehingga program itu dilanjutkan. ”Intinya sudah direncanakan lewat BTT. Pagunya Rp 2,5 miliar, sekarang kita proses pencairan anggaran dari kas daerah ke rekening perkim,” ujar Agung.
Pihaknya juga masih melakukan survei jembatan yang cocok. ”Jadi pengadaannya ikut di perkim karena jalan nonstatus. Sekarang masih berproses setelah ditetapkan ibu bupati kemarin,” kata Agung. (fid/naz/riz)