JOMBANG – Memasuki pekan ketiga Januari, harga sayur mayur di pasar tradisonal melonjak. Salah satu yang paling terasa kenaikan harga tomat yang kenaikan mencapai tiga kali lipat.
Harianto, salah satu penjual di sayuran di pasar Pon Jombang menerangkan, kenaikan harga tomat sudah berlangsung sekitar sepekan kemarin. Sebelumnya harga per kilogram tomat sekitar Rp 4.000 per kg. ”Sekarang harganya naik tinggi, per kilo sekarang tembus Rp 14.000,” ungkap Harianto, (19/1) kemarin.
Warga asal Kecamatan Jogoroto menambahkan, kenaikan harga tomat terjadi secara bertahap. ”Naiknya bertahap, akhir tahun kemarin masih sekitar Rp 2.500 per kilo, terus naik jadi Rp 4.000, sekarang tembus Rp 14 ribu,” bebernya.
Ditanya penyebab naiknya harga tomat, bapak dua anak mengaku tak tahu persis. Namun, dari informasi yang dia terima salah satunya disebabkan faktor cuaca. ”Mungkin gara-gara musim hujan, tanaman banyak yang mati, gagal panen, sehingga pasokan minim,” tuturnya.
Tidak hanya tomat, harga sejumlah komoditas sayur lainnya juga merangkak. Hanya saja kenaikannya masih normal. ”Seperti kangkung, sawi itu juga naik harganya. Rata-rata kalau musim seperti ini memang harga sayuran cenderung naik,” terangnya.
Lantas apakah kenaikan harga sayuran khususnya tomat berdampak pada omzet penjual, Hari menyebut cukup berdampak. ”Karena harga naik, banyak pelanggan mengurangi pembelian, sehingga omzet saya turun,” imbuhnya.
Malahan lanjut Hari, agar tomatnya tetap laris terjual, dia juga melayani pembelian eceran. ”Ada juga yang beli eceran, itu per biji saya beri harga Rp 1.000,” terangnya.
Karenanya, dia berharap harga sayuran secepatnya bisa stabil kembali. ”Kalau pedagang ya pinginnya jualan ramai, ya mudah-mudahan harga sayuran cepat stabil,” pungkas Harianto.