JOMBANG – Kebijakan pemerintah menetapkan minyak goreng satu harga Rp 14.000 bagi usaha ritel modern yang tergabung anggota Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) sejak 19 Januari lalu berdampak pada layanan toko modern. Stok minyak goreng di sejumlah toko modern di Kabupaten Jombang mengalami kekosongan. Bahkan, ada sebagian toko modern yang rak belajannya sudah tidak menyediakan tempat untuk minyak goreng.
Seperti pantauan dua toko modern di Jalan Aditiyawarman, minggu (23/1) kemarin. Salah satu toko modern sudah tidak menyediakan tempat untuk minyak goreng kemasan. Ini dikarenakan, stok minyak goreng sudah ludes diborong pembeli. ”Kemarin masih ada tapi sekarang (kemarin, Red) sudah tidak ada. Belum tahu kapan datangnya lagi,” ujar salah satu pegawai yang enggan disebutkan namanya.
Dikatakannya, dikarenakan tidak ada stok, pihaknya tidak menyiapkan rak untuk minyak goreng. ”Raknya sudah kosong, kami ganti dengan mie goreng karena belum datang,” ungkapnya.
Sementara itu, di salah satu toko modern lainnya, terlihat rak untuk minyak goreng kemasan sudah kosong baik ukuran 1 liter maupun 2 liter. Hanya saja toko itu menyediakan minyak goreng di tempat kasir. ”Jadi kami taruh di kasir, karena untuk menghindari pembelian yang banyak. Karena satu orang hanya dijatah 2 liter minyak saja,” ungkap pegawai yang enggan disebutkan namanya.
Dikatakannya, usai ada peraturan dari pemerintah terkait penerapan minyak goreng satu harga menjadi Rp 14 ribu per liter, masyarakat menyerbu minyak goreng. ”Kadang itu satu orang beli 2 liter terus kembali lagi beli lagi,” bebernya.
Dia menerangkan, setelah ditetapkan minyak goreng satu harga Rp 14.000 di toko modern, pengiriman minyak goreng juga tersendat. Bahkan untuk merek-merek tertentu tidak melakukan pengiriman. ”Seperti Bimoli dan lain sebagainya itu tidak kirim. Ini stoknya hanya merek-merek biasa saja,” pungkasnya.