JOMBANG – Jelang perayaan Natal dan tahun baru, perajin souvenir di Jombang mulai menerima banyak pesanan. Salah satunya, pernak-pernik hiasan rumah di Dusun Pranggang, Desa Brambang, Kecamatan Diwek.
Deretan patung berbentuk sinterklas berjajar rapi di sebuah rumah sederhana. Pekerja laki-laki sibuk mengecat patung yang baru dicetak. Sebagian lagi sibuk mencetak patung dalam sebuah alat sederhana.
Ya, jelang perayaan Natal dan tahun baru ini kali ini pesanan cendera mata cukup banyak. Salah satu yang paling banyak dipesan adalah wadah sabun cair berbentuk sinterklas.
”Kalau natal memang identik dengan sinterklas. Apalagi tokoh itu membawa makna filosofi tertentu, hingga bagi-bagi hadiah untuk keluarga,’’ ujar Suyono, perajin souvenir asal Dusun Pranggang, Desa Brambang, Kecamatan Diwek, kepada wartawan koran ini kemarin.
Ia mengaku, pesanan souvenir yang identik dengan perayaan Natal sudah diterima sejak November lalu. Saat ini, dirinya tengah menyelesaikan pesanan sama yang berasal dari Garut Jawa Barat. ”Wadah sabun sinterklas ini kita kerjakan 1,5 bulan. Pertengahan Desember harus sudah jadi, karena pesanannya sekitar 50 paket,” tambahnya.
Bahan dasar pembuatan wadah sabun cair itu, lanjut dia, adalah resin. Menurutnya, resin sebagai bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan souvenir. Karena sifatnya ringan dan cepat mengeras setelah dicetak.
”Dengan bahan resin itu kita bisa membuat berbagai hiasan, termasuk wadah sabun Sinterklas menjadi bahan yang disukai banyak orang,” papar dia.
Selain wadah sabun cair, ia juga bisa membuat berbagai macam kerajinan lain. Seperti tempat tisu, tempat sikat gigi dan lain-lain. ”Ada juga ornamen hiasan rumah,’’ paparnya lagi.
Ditanya tentang harga jual, ia menyebut bervariatif tergantung desain dan proses pembuatannya. Semakin sulit membuat, maka harga jual semakin mahal. Sebaliknya, souvenir yang mudah dibuat, maka dijual dengan harga terjangkau.
Untuk wadah sabun sinterklas dia jual mulai harga Rp 50 ribu per biji. ”Sementara souvernir yang lain berbeda-beda tergantung tingkat kesulitan pengerjaannya,’’ pungkas Suyono. (ang/bin/riz)