JOMBANG – Menyambut bulan suci Ramadan 1443 H, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Jombang menggelar tradisi megengan, Kamis (31/3) sore. Dalam kegiatan itu, ribuan apem berbentuk gunungan disajikan di Pendopo Jombang.
Selain Bupati Hj Mundjidah Wahag, kegiatan ini juga dihadiri Forkopimda dan sejumlah kepala OPD. Tradisi megengan diawali dengan santunan anak yatim. Seperti tahun sebelumnya, kegiatan megengan apem dilaksanakan dengan sederhana. KH Masduki Abdurrahman membuka dengan istighosah dan doa bersama.
Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab dalam sambutannya menyampaikan, megengan ini berasal dari kata megeng yang diartikan sebagai menahan. Sebagai simbol untuk mengawali kegiatan menahan hawa nafsu atau puasa di bulan suci Ramadan.
“Dalam megengan kita biasa mengirim doa kepada arwah leluhur yang sudah meninggal,” terangnya. Dalam tradisi megengan ini biasanya saling mengirim apem kepada tetangga dan kerabat dekat. Tradisi ini bermakna sebagai ungkapan permohonan maaf kepada sesama umat dan siap memasuki bulan suci Ramadan.
“Apem ini biasa dari kata afwan yang artinya permohonan maaf,” lanjutnya. Bupati juga menyampaikan, selama bulan suci Ramadan, kegiatan masyarakat lebih terbuka dan longgar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau agar protokol kesehatan tetap dijaga.
“Kegiatan bahagia bersama tetangga diharapkan mulai diaktifkan kembali, jadi bisa diawali dari bapak-bapak Forkopimda juga para pejabat di seluruh OPD,” imbuhnya.
Di akhir sambutannya, Bupati Mundjidah mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi seluruh masyarakat Jombang yang menjalankan. Dia mengimbau semua pihak bisa menjaga suasana jika nanti ada perbedaan tanggal awal dan akhir Ramadan.
“Mau yang ikut hisab atau rukyatul hilal, semua sama, diharapkan saling menjaga. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan, semoga kita diberi kekuatan dan iman,” pungkas orang nomor satu di Jombang ini.
